
Halal bi halal merupakan sebuah acara yang sudah menjadi tradisi di Indonesia. Halal bihalal di adakan setelah satu bulan penuh umat Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tepat nya setelah merayakan hari raya Idul Fitri.
Halal bi halal di adakan dalam ramgka untuk ajang silaturrahmi dan saling maaf memafkan atas semua kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja selama 1 tahun yang telah lalu. Yang mana istilah Halal bi Halal di maksudkan untuk saling menghalalkan dosa dan kesalahan.
Sebenarnya secara Syari’at , acara halal bi halal tidak di Syari’atkan dalam islam. Acara ini adalah murni tradisi di Indonesia yang sudah turun menurun di laksanakan sejak masa kerajaan Islam. Tradisi ini berawal pada tahun 1700 an ketika Prabu Mangkunegara 1 di Praja Mangunegara Surakarta mengadakan acara Pasowanan. Yang mara setelah Idul fitri seluruh punggawa dan prajurit berkumpul di istana untuk sowan kepada raja dan permaisuri.
Kemudian pada tahun 1948 istilah Halal bi halal di populerkan kembali oleh KH. Wahab Hasbullah. Ketika itu Presiden Ir. Soekarno meminta saran kepada beliau bagaimana cara menyatukan para elit politik yang waktu itu sedang berkonflik. Dan beliaupun memberikan ide kepada presiden untuk mengadakan acara silaturrohmi di Istana negara dan mengundang seluruh elit politik dengan tema HALAL BI HALAL. Sejak itulah tradisi Halal bi Halal meluas di masyarakat sampai saat ini.
Sampai saat ini, selama bulan Syawal, hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia mengadakan acara Halal bi halal. Karena acara ini memang banyak mengandung manfaat. Mereka yang tidak bisa silaturrohmi ke rumah saudara atau kawan karena keterbatasan waktu, jarak atau yang lainnya, dapat berjumpa dan bersilaturrohmi dalam satu tempat.


Begitu juga dengan MA dan Mts Alkholafiyah turut serta mengadakan acara Halal bi Halal antara pengasuh pesantrun, asatidz dan asatidzah serta seluruh murid MA dan Mts Al kholafiyah..
Acara yang di panitiai oleh anggota OSIM ini d laksanakan pada tanggal 17 April 2025 dengan tema “Tingkatkan Ketakwaan Dengan Pelukan Silaturrohmi”.
Dalam tausiah yang di sampaikan oleh KH. Zuhri Mashuri mengharapkan, dengan adanya acara Halal bi halal seluruh warga Madrasah semakin terjalin ukhuwah Islamiyahnya dan semakin meningkatkan kediplinannya. Dan para murid diharapkan lebih menjaga ahlaknya dan lebih giat giat dalam belajar baik ketika di madrasah maupun di luar madrasah.
Dengan demikian Halal bi Halal bukan hanya sekedar tradisi salam-salaman dan maaf memaafkan. Tapi Bagaimana cara kita lebih mendisplinkan diri kita sendiri ketika bersikap dan bertutur kata dalam kehidupan sehari-hari. Baik terhadap orang tua, pengasuh, guru maupun sesama teman.
Memang, manusia tempatnya salah dan lupa. Tapi manusia yang baik adalah manusia yang mau berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.
By. NURIDA